ucapan selamat datang.....

Wilujeng Sumping.... ^_^

Selasa, 13 Maret 2012

Remaja dan Permasalahannya


2.1         Makna Masa Remaja
Berdasarkan Ilmu pengetahuan, makna masa remaja ini dapat menimbulkan banyak penafsiran. Hal ini disebabkan oleh sifat tafsiran itu sangat bergantung pada dasar pandangan (assumption) dan konsep atau kerangka dasar teoritis (conceptual frame work) serta norma yang digunakan (frame of references) oleh penafsir atau sarjana yang bersangkutan. Maka dari itu terdapat sedikit perbedaan dari setiap penafsir mengenai masa ini tergantung pada sudut pandang yang penafsir  tersebut. Berikut ini beberapa pengertian dari masa remaja :
1)             Freud (yang teori kepribadiannya berorientasikan kepada seksual libido ; dorongan seksual), menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai bentuk yang definitif karena perpaduan (unifikasi) hidup seksual yang banyak bentuknya (polymorph) dan infantile (sifat kekanak-kanakan).
2)             Charlotte Buhler (yang membandingkan proses pendewasaan pada hewan dan manusia), menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi. Individu menjadi gelisah dalam kesunyian, lekas marah dan bernafsu dan dengan ini tercipta syarat-syarat untuk kontak dengan individu lain.
3)             Spranger (yang teori kepribadiannya berorientasikan kepada sikap individu terhadap nilai-nilai), menafsirkan masa remaja itu sebagai suatu masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental ialah kesadaran akan aku, berangsur-angsur menjadi jelasnya tujuan hidup, pertumbuhan ke arah dan ke dalam berbagai lapangan hidup.
4)             Hoffman (berorientasikan kepada teori Resonansi Psikis), menafsirkan bahwa masa remaja itu merupakan suatu masa pembentukkan sikap-sikap terhadap segala sesuatu yang dialami individu.
5)             Conger (yang menekankan pada pendekatan interdisipliner dalam pemahamannya terhadap kehidupan remaja masa kini) sejalan dengan pendapat Erikson (yang teori kepribadiannya berorientasi kepada psychological crisis development), menafsirkan masa remaja itu sebagai suatu masa yang amat kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of time.
2.2         Batasan Usia Masa Remaja
Terdapat keragaman dalam menetapkan batasan dan ukuran tentang kapan mulainya dan kapan berakhirnya masa remaja itu. Oleh karena itu beberapa ahli mengemukakan batasan remaja sebagai berikut :
*            Harold Alberty (1957:86) menyatakan bahwa periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya.
*            Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Secara tentatif pula para ahli umumnya sependapat bahwa rentangan masa remaja itu berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang.
Dalam rentangan periode yang cukup panjang (6-7 tahun) itu ternyata terdapat beberapa indikator yang menunjukkan perbedaan yang berarti (meskipun bersifat gradual, baik secara kuantitatif maupun kualitatif) dalam karakteristik dari beberapa aspek perilaku dan pribadi pada tahun-tahun permulaan dan tahun-tahun terakhir pada masa remaja itu. Oleh karena itu, para ahli juga cenderung mengadakan pembagian lagi ke dalam masa remaja awal (early adolescent, puberty) dan remaja akhir (late adolescent, adolescent) yang mempunyai rentangan waktu antara 11-13 sampai 14-15 tahundan 14-16 sampai 18-20 tahun. Charlotte Buhler malah menambahkan suatu masa transisi ke periode ini ialah masa pre-puberteit (pra-remaja) yang berkisar sekitar 10-12 tahun dari kalender kelahiran yang bersangkutan.
Terdapat pula variasi mengenai irama dan tempo perkembangan  itu (mereka yang tinggal di daerah yang banyak menerima sinar matahari lebih cepat matang dibandingkan di daerah lainnya; juga yang tinggal di daerah pedesaan dapat dipandang lebih cepat “dewasa” dibandingkan mereka yang tinggal di perkotaan.
2.3         Gambaran umum profil perilaku dan pribadi remaja
Sebagaimana telah diketahui, para ahli membagi masa remaja ke dalam dua periode yaitu masa remaja awal (early adolescent, puberty) dan remaja akhir (late adolescent, adolescent) yang mempunyai rentangan waktu antara 11-13 sampai 14-15 tahundan 14-16 sampai 18-20 tahun. Oleh karena itu karakteristik, perilaku dan pribadi pada kedua masa ini pun berbeda. Berikut ini  karakteristik perilaku dan pribadi pada kedua masa tersebut.
1)        Fisik dan perilaku psikomotorik.
o    Laju perkembangan secara umum berlaju sangat pesat.
o    Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang.
o    Munculnnya ciri-ciri sekunder, disertai mulai aktifnnya sekresi kelenjar jenis, gerak gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan.
o    Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang dicobanya.
2)        Bahasa dan perilaku kognitif.
o    Berkembang menggunakan  bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.
o    Menggemari literature yang bernapaskan dan mengandung erotik, fantastik, dan estetik.
o    Pengamatan dan tanggapan masih bersifat realisme kritis.
o    Proses berfikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal dalam term yang bersifat abstrak .
o    Kecakapan dasar intelektual umumnya menjalani laju perkembangan yang terpesat.

3)        Perilaku sosial, moralitas dan religius.
o    Diawali dengan  kecenderungan ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak teman tapi bersifat temporer.
o    Adanya ketergantungan yang kuat kepada kelompok sebaya disertai dengan konformitas yang tinggi.
o    Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tuanya.
o    Dengan sikap dan cara berpikir yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
o    Mengidentifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tokoh idolanya.
o    Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.
o    Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan mungkin didasarkan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya.
o    Masih mencari dan menemukan pegangan hidupnya.
4)        Perilaku afektif, konatif dan kepribadian.
o    Lima kebutuhan dasar mulai menunjukan arah kecenderungannya.
o    Reaksi dan ekspresi emosinya masih labil dan belum terkendali seperti marah, gembira atau kesedihannya mungkin dapat berubah dalam tempo yang cepat.
o    Kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak, meskipun masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
o    Merupakan masa kritis dalam rangka mengahadapi kritis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh psikososialnya, yang akan membentuk kepribadiannya.

Rentangan usia yang biasanya terjadi dalam masa ini (untuk remaja Indonesia) adalah antara 17 tahun sampai 21 tahun untuk wanita, dan 18 sampai 22 tahun untuk pria. Dalam rentangan masa itu terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan aspek-aspek psikis yang telah dimulai sejak masa-masa sebelumnya. Arahnya adalah kesempurnaan kematangan. Pada akhir masa ini pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek-aspek psikis dan sosial terus terjadi hingga masa dewasa awal. Sepanjang garis masa remaja akhir, mereka secar gradual menjadi pria muda secara penuh atau ”young men” atau menjadi wanita muda secara utuh (young women) dan istilah “teenagers”.
Profil karakteristik perilaku dan pribadi yang merupakan transisi mulai dari awal sampai berakhirnya masa remaja akhir adalah sebagai berikut :
1)                 Fisik dan perilaku psikomotorik
*       Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat;
*       Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan tubuh orang dewasa;
*       Siap berfungsinya organ-organ reproduksi seperti pada orang-orang yang sudah dewasa;
*       Gerak-geriknya mulai mantap;
*       Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja;
2)                 Bahasa dan perilaku kognitif
*       Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya;
*       Menggemari literature yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosifis, ethis religious:
*       Lebih bersifat nasionalisme idealis;
*       Sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuannya membuat generalisasi yang lebih bersifat konklusif dan komprehensif;
*       Tercapainya titik puncak kedewasaan (intelektual umum, yang kemudian mungkin ada pertambahan yang sangat terbatas bagi yang terus bersekolah) bahkan menjadi mapan yang suatu saat (usia 50-60) menjalani deklinasi;
*       Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya;
3)                  Perilaku sosial, moralitas dan religious
*       Bergaul dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat);
*       Kebergantungan kepada kelompok sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak memilki kesamaan minat dan sebagainya;
*       Sudah dapat memisahkan antara sistem-sistem nilai  atau kaidah-kaidah normatif yang universal dari pendukungnya yang mungkin dapat berbuat keliru atau kesalahan;
*       Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya;
*       Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasannya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya;
*       Eksistensi dan sifat kemurahan serta keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya;
*       Penghayatan dan pelaksanaan hidup keadaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar dan pertimbangan hati nuraninya sendiri yang tulus ikhlas;
*       Mulai menemukan pegangan hidupnya yang definitive.
4)                 Perilaku afektif,konatif dan kepribadian
*       Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya;
*       Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya;
*       Kecenderungan titik berat berarah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karir, pendidikan atau lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya;
*       Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepribadiannya yang relative definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai dewasa.
Ciri-ciri penting dalam masa ini (remaja akhir) yang dengan jelas membedakannya dengan remaja awal, mengenai pola sikap, pola perasaan, pola pikir dan pola perilaku adalah sebagai berikut:
*        Stabilitas mulai timbul dan meningkat
*        Citra diri, sikap dan cara pandang yang lebih realistis
*        Menghadapi masalahnya secara lebih matang
*        Perasaan menjadi lebih tenang

Laju proses perkembangan perilaku dan pribadi itu di pengaruhi oleh tiga faktor dominan ialah faktor bawaan (heredeity), kematangan (maturation), dan lingkungan (environment) termasuk dominan utama itu senantiasa bervariasi yang mungkin dapat menguntungkan atau menghambat atau membatasi lajunya proses perkembangan tersebut.
Garis lintasan perpindahan dari awal sampai akhir masa remaja itu tidaklah selalu berjalan secara lurus dan mulus, tetapi mungkin sebaliknya berliku-liku yang tergantung atas variasi salah satu atau beberapa dari ketiga faktor dominan tersebut. Liku-liku perkembangan yang ekstrem merupakan masalah yang tidak mudah dibatasi, baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh masyarakat secara keseluruhan. Beberapa diantaranya ialah berikut ini:
a.              Masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotorik,  misalnya:
1.        Adanya kecanggungan yang disebabkan oleh adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan irama serta kepesatan laju perkembangan fisik antara individual atau kelompok (wanita lebih cepat sekitar 1-2 tahun dari pria).
2.        Perkembangan ukuran-ukuran tinggi dan berat badan yang kurang proporsional, juga dapat membawa ekses psikologis tertentu, umpamanya munculnya nama-nama cemoohan (nickname) seperti si congcorang, si gendut, dan sebagainya. Yang lebih jauh lagi dapat membawa ke arah self-rejection . Karena body-image-nya tidak sesuai dengan self-picture yang diharapkannya.
3.        Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga menimbulkan gejala-gejala emosional tertentu seperti perasaan  malu.
4.        Matangnya organ reproduksi, membutuhkan pemuasan biologis, kalau tidak terbimbing oleh norma-norma tertentu dapat memdorong remaja melakukan masturbasi, homosexual, atau mencoba heterosexual  yang mungkin berakibat lebih jauh lagi berkembang penyakit kelamin, disamping merupakan pelanggaran atas norma kesusilaan.
b.             Masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.
1.        Bagi individu-Individu tertentu, mempelajari bahasa asing bukanlah merupakan hal yang menyenangkan. Misalnya, kelemahan-kelemahan dalam fonetik dapat menjadi bahan cemoohan, yang bukan mustahil berakibat sikap negatif terhadap pelajaran dan guru bahasa asing yang bersangkutan. Benci pelajarannya dan juga terhadap gurunya.
2.        Inteligensi juga merupakan kapasitas dasar belajar, bagi yang dianugerahi IQ yang tinggi (superior) atau dibawah rata-rata (slowlearnes), kalau kurang bimbingan yang memadai akan membawa ekses psikologis (underachiever) prestasinya di bawah kapasitasnya karena malas atau nakal  inferiority complex- rasa rendah diri karena tidak pernah mastery  atau mencapai hasil yang diharapkan dalam belajarnya.
3.        Kadang-kadang terjadi ketidakselarasan antara keinginan atau minat seseorang dengan bakat khusus (aptitudes)-nya sering membawa kesulitan juga dalam memilih program jurusan/ jenis sekolah yang akan dimasukinya, banyak kegagalan studi mungkin bersumber pada pilihan yang kurang tepat ini.
c.              Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan.
1.        Keterikatan hidup dalam gang (pers grup) yang tidak terbimbing mudah menimbulkan juvenile deliquency (kenakalan remaja) yang berbentuk perkelahian antar kelompok, pencurian, perampokan, prostitusi, dan bentuk-bentuk perikalu antisosial lainnya.
2.        Konflik dengan orang tua, yang mungkin berakibat tidak senang dirumah, bahkan minggat melarikan diri dari rumah.
3.        Melakukan perbuatan-perbuatan yang justru bertentangan dengan norma masyarakat atau agamanya, seperti menghisap ganja, narkotika, dan sebagainya.
d.             Masalah yang timbul bertalian dengan perkembangan perilaku efektif, konatif, dan kepirbadian.
1.        Mudah sekali digerakkan untuk melakukan gerakan atau kegiatan destruktif yang spontan untuk melampiaskan ketegangan instruktif emosionalnya meskipin ia tidak mengetahui maksud yang sebenarnya dari tindakan-tindakannya itu. Mudah terlibat kegiatan-kegiatan masa remaja.
2.        Ketikmampuan menegakkan kata hatinya membawa akibat sukar terintegrasikan dan sintersis fungsi-fungsi psikofisiknya, yang berlanjut akan sukar pula menemukan identitas pribadinya. Ia akan hidup dalam suasana adlescentisme (remaja yang berkepanjangan)  meskipun usianya sudah menginjak dewasa.

a.             Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan fisik dan perilaku psikomotorik, antara lain :
*       Dalam program dan kegiatan pendidikan tertentu, diadakan program dan perlakuan layanan khusus kepada siswa remaja pria dan siswa remaja wanita yang diberikan oleh para guru yang dapat menyelenggarakan penjelasannya dengan penuh dignity.
*       Mengadakan diskusi atau ceramah tamu tentang pendidikan jenis (sex education), bahaya-bahaya dari perilaku menyimpang dalam pemuasan kehidupan seksual terhadap kesehatan serta perkembangan jasmani dan rohani yang sehat.
*       Role playing
b.             Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang bertalian dengan perkembangan bahasa dan perilaku kognitif, antara lain :
*       Guru bidang studi tertentu dituntut untuk memahami dan memberikan perlakuan pelayanan dan bimbingan kepada siswa-siswa remaja yang mengalami kesulitan pada bidang studi tertentu agar tidak menjurus kepada situasi-situasi frustasi, yang akhirnya melahirkan reaksi-reaksi pertahanan diri atau defence mechanism atau tindakan-tindakan negatif destruktuf baik pada bidang studinya maupun gurunya.
*       Penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat untuk membantu siswa-siswa yang cepat ataupun lambat.
*       Pemilihan dan penentuan program studi disesuaikan dengan kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus(aptitudes), di samping keinginan orang tua dan siswa yang bersangkutan.
c.              Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang timbul bertalian dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan, antara lain :
*       Terciptanya suasana dan tersedianya fasilitas yang memungkinkan terbentuknya kelompok perkumpulan remaja yang mempunyai tujuan dan program kegiatan yang positif konstruktif berdasarkan minat yang diorganisasikan oleh mereka dengan guidance dari para pendidik seperlunya.
*       Diaktifkannya hubungan rumah dan sekolah untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan sistem nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap dan tindakan perlakuan layanan yang diberikan dalam pembinaannya.
*       Pertemuan dan kerja sama antarkelembagaan yang mempunyai tugas dan kepentingan yang bersangkutan dengan kehidupan remaja secara rasional.
d.             Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif, dan kepribadian antara lain :
*       Pendidik terutama orang tua dan guru dapat menampilkan pribadi-pribadi yang dapat dijadikan objek identifikasi sebagai pribadi idola para remajanya.
*       Pemberian tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan yang tepat akan sangat menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.